Rabu, 21 Juli 2010

Tips dan Pengetahuan Jika Anak Demam

Demam merupakan salah satu alasan orangtua membawa anaknya ke dokter. Beberapa orang tua berpikir bahwa demam merupakan sesuatu yang buruk dan dapat menyebabkan kerusakan otak. Pandangan seperti itu tidak tepat karena demam sebenarnya merupakan salah satu usaha tubuh kita untuk melindungi tubuh dari infeksi. Pada saat terjadi infeksi maka tubuh akan memproduksi panas lebih banyak. Dengan panas maka usaha untuk membunuh mikroorganisme penyebab infeksi menjadi lebih optimal.




Demam adalah kenaikan suhu tubuh lebih dari 38oC (diukur di ketiak, dan di mulut). Seringkali tidak serius, tetapi kadang serius juga. Maka kita perlu bertanya apa kemungkinan penyebab demam pada anak saya? Apakah demam tersebut serius atau tidak?

Penyebab demam yang serius misalnya pneumonia atau radang paru. Terdapat tiga gejala utama pneumonia yaitu demam yang tinggi, batuk pilek dan paling penting adalah adanya sesak nafas.

Contoh infeksi lain yang serius adalah meningitis, suatu infeksi selaput otak. Penyakit ini sangat jarang. Tanda-tanda yang perlu kita waspadai adanya kemungkinan ke arah meningitis :

1. Kontak matanya tidak baik? Anak seperti tidak memandang kepada kita.
2. Ia kelihatan kesakitan ketika menggerakan kepala dan tidak ingin menggerakkannya.
3. Anak mengalami kejang.
4. Pada bayi, ubun-ubun besarnya membonjol.
5. Saat demam turun anak tetap lesu.

Pada beberapa kasus sebanyak 5% (dari rata - rata) anak, dapat terjadi kejang demam. Sebenarnya kejang demam tidak berbahaya, tetapi sangat menakutkan bagi orang tua. Kejang demam baru menjadi masalah dan disebut sebagai kejang demam kompleks bila kejang berlangsung lebih dari 15 menit, kejangnya satu sisi anggota tubuh saja, kejang berulang lebih dari 2 kali per hari, terjadi pada bayi kurang dari satu tahun, atau setahun lebih dari 4 kali kejang. Kejang demam yang terjadi pada anak yang sudah mempunyai gangguan saraf sebelumnya juga memerlukan terapi terus menerus.

Anak yang seperti apa yang mengalami kejang demam sederhana dan orang tua tidak perlu khawatir?
Apabila kejang demam yang dialami bersifat kelojotan atau kaku diseluruh tubuh, berlangsung kurang dari 15 menit dan setelah kejang berakhir maka anak sadar.

Bagaimana saya tahu kalau anak saya sadar?
Biasanya anak bayi akan menangis sedangkan pada anak yang lebih besar bila dipanggil namanya akan menengok.

Walaupun seringkali tidak berbahaya, orang tua selalu kawatir terhadap demam. Anak yang demam cenderung menjadi lebih rewel atau malas bermain dan malas makan. Kadang dapat terjadi kurang cairan atau dehidrasi. Obat penurun demam membantu menurunkan demam sehingga anak menjadi lebih nyaman.

Obat yang dapat digunakan untuk menurunkan demam

Parasetamol atau asetaminofen.
Merupakan obat penurun panas yang paling banyak tersedia di pasaran dengan berbagai macam merek. Parasetamol merupakan obat yang paling aman untuk anak dengan efek samping yang minimal. Parasetamol memiliki dua efek yaitu menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit sehingga anak menjadi lebih nyaman. Parasetamol aman bila digunakan dalam kisaran dosis 10-15 mg/kgBB/per kali pemberian, boleh 4 kali sehari. Parasetamol baru berbahanya apabila digunakan dalam dosis yang berlebihan, yaitu pada dosis 200 mg/kgBB/kali. Pada dosis tersebut parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati.

Sayangnya, parasetamol juga sering dicampur dalam obat flu. Jika anak anda sudah mengkonsumsi obat flu yang mengandung parasetamol, jangan berikan parasetamol lagi nanti dosisnya menjadi terlalu besar.

Ibuprofen
Dapat digunakan pada anak usia lebih dari 6 bulan, efek sampingnya adalah mual, muntah, nyeri lambung dan kadang sampai perdarahan lambung. Dosis yang digunakan adalah 10 mg/kgBB/kali, diberikan 3x/hari. Efek menurunkan demam lebih kuat dari parasetamol, tetapi efek sampingnya juga lebih besar.

Aspirin
Sudah jarang digunakan sebagai obat penurun panas karena dapat menimbulkan efek samping nyeri lambung, perdarahan lambung serta efek samping yang serius yaitu sindrom Reye

Obat Yang di Gunakan Lewat mulut atau lewat anus?
Parasetamol dapat diberikan lewat mulut atau anus. Bila anak mengalami demam tinggi, muntah dan sulit minum obat, lebih baik diberikan lewat anus. Obat yang diberikan lewat anus biasanya bekerja lebih cepat karena langsung diserap ke pembuluh darah. Penggunaan supositoria sangat mudah, bisa dilakukan sendiri di rumah.

Tips mengatasi demam pada anak
1. Berikan parasetamol untuk membantu menurunkan demam. Dosisnya adalah 10-15 mg untuk setiap kilogram berat badan anak, misalnya anak dengan berat 15 kg perlu parasetamol 150-225 mg. Tidak perlu tepat betul. Periksa di kemasan, berapa mg yang terdapat dalam setiap sendok obat atau setiap tablet. Masa kerja parasetamol lebih pendek dari ibuprofen. Boleh diberikan 4 kali sehari.
2. Beberapa orang tua lebih menyukai ibuprofen. Ibuprofen diberikan dengan dosis 10 mg/kBB/kali. Sebagai contoh anak dengan berat badan 10 kg memerkukan ibuprofen 100 mg sekali pemberian. Boleh diulang 3 kali per hari.
3. Berikan obat lewat anus bila demam tinggi, muntah, sulit minum obat.
4. Jangan kompres anak dengan air dingin atau alkohol karena anak akan menggigil. Kulit memang terasa dingin bila dikompres es, tetapi menggigil akan menaikkan suhu di dalam tubuh dan anak merasa sangat tidak enak. Cara terbaik adalah mengisi bak mandi dengan air setinggi 5 cm, dengan suhu 29-33oC. Air tersebut harus terasa sedikit hangat bila diteteskan di punggung tangan anda. Biarkan anak duduk di bak mandi, kemudian seka badan, tangan dan kaki dengan air hangat tersebut. Air akan menguap dan suhu tubuh akan turun. Pertahankan suhu ruangan 24oC. Kompres hangat akan menurunkan demam dalam 30-45 menit.
5. Jangan gunakan pakaian yang tebal atau berlapis. Gunakan pakaian yang tipis sehingga membantu meredakan demam melalui proses penguapan.
6. Dapat menggunakan kipas angin, tetapi angin jang-an diarahkan langsung ke tubuh anak.
7. Minum air yang cukup banyak merupakan hal paling penting, karena anak yang demam dapat mengalami dehidrasi.
8. Makan harus tetap diteruskan.
9. Usahakan agar obat diminum sampai tuntas

Segera hubungi dokter apabila ada
1. Demam pada bayi usia kurang dari 1 bulan, harus segera dibawa ke dokter.
2. Demam disertai kejang demam.
3. Keragu-raguan apakah anak anda menderita gejala pneumonia atau meningitis.
4. Demam tidak turun meskipun sudah diberikan obat penurun demam selama tiga hari. 5. Hati-hati demam berdarah.
6. Demam dengan disertai bintik-bintik merah di badan, mimisan atau perdarahan dari tempat lain atau disertai dengan muntah atau diare yang hebat segera bawa ke unit gawat darurat. Kemungkinan demam berdarah.
7. Demam lebih dari 7 hari yang disertai dengan keluhan pencernaan seperti sembelit atau diare. Besar kemungkinan tifus.

Referensi
Luszczak M., Evaluation and management of infants and young children with fever. Am Fam Phys 2001;64:1219-16.
Parent information handout: Fever. Pediatric in review 1997;18:445-6.
Crocetti M, Mogheli N, Serwint J. Fever phobia revisited: have parental misconceptions about fever changed in 20 years? Pediatrics 2001;8:1241-6.

Tips Mengompres Anak yang Demam

Ini aku dapat dari DSA-ku, tips mengatasi anak yang demam:

1.Minum air putih sebanyak mungkin.
2.Minum obar panas
3.Kompres.

Cara kompres yang benar adalah:
Ambil air dari ledeng, kalau airnya terasa dingin sekali boleh
dikasih sedikit air panas (hangatnya hanya suam-suam kuku), ambil handuk kecil [washcloth] dan basahi handuk dengan air tsb, dilapkan ke anak dari kepala sampai ke ujung kaki, proses ini dilakukan secara cepat (lap bukan didiamkan dibadan). Sebaiknya pakai 2 handuk jika kita sudah selesai dengan handuk yang pertama, ganti dengan handuk kedua. Proses ini dilakukan minimal selama 10 menit jangan takut anak nangis krn sebaiknya anak nagis kejer dari pada kena step/kejang (begitu istilah dari dokternya). Setelah itu baru dipakaikan baju, ini pun hanya baju tipis.

Kalau dalam kondisi panas anak mengigil, boleh diselimuti, tapi setelah menggigilnya hilang langsung dibuka selimutnya.Selain itu kompres tidak boleh dilakukan dengan Alkohol, Cologne, ataupun air es. [Ng]

Demam pada Anak



Jumat, 2 Februari, 2007 oleh: Siswono
Demam pada Anak
Gizi.net - Jangan pernah remehkan demam. Berbagai penyakit, baik yang ringan maupun yang berbahaya, ditandai dengan gejala naiknya suhu tubuh di atas normal. Kenali gejala lain yang menyertainya, agar tidak terlambat ditangani.

Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal. Pada anak-anak, suhu tubuh normal berkisar antara 36-37,5 derajat Celcius. Banyak orang tua yang belum mengerti, demam bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala atau tanda.

"Demam bisa merupakan satu reaksi dari adanya infeksi, tanda bahwa di dalam tubuh kita lagi ada infeksi," ujar dr. Rismala Dewi Sp.A dari Divisi Pediatri Gawat Darurat, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Infeksi pada tubuh bisa disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit. Semua organ di tubuh bisa terkena infeksi. Misalnya, menyerang saluran pernapasan dan menyebabkan batuk pilek, radang tenggorokan atau amandel. Infeksi bisa juga menyerang telinga, saluran kencing, saluran pencernaan, dan lain-lain. Pendeknya, apa saja bisa diserang oleh virus dan bakteri.

"Jadi, demam itu sebenarnya bagus, sebagai pertanda adanya infeksi, dan tubuh sedang memerangi virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit," ucap dokter yang akrab disapa Dewi ini.

Kapan Ke Dokter?

Biasanya, demam diikuti banyak gejala lain yang menyertainya. Menurut Dewi, pada hari-hari pertama, hampir semua penyakit belum kelihatan arahnya kemana. Oleh karenanya, orangtua hanya perlu mengawasi kondisi fisik anak dan gejala-gejala lain yang menyertai demam.

"Jika anak demam tapi tenang-tenang saja, masih bisa jalan, makan dan minum, bahkan bermain, maka orangtua tak perlu khawatir. Bahkan kalau perlu tidak usah menurunkan demamnya. Cukup diberi air minum yang banyak. Obat penurun panas baru perlu diberikan jika anak merasa gelisah dan tidak nyaman dengan kondisi panasnya," terang Dewi.

Orangtua perlu khawatir jika anak yang demam tampak sakit, misalnya cenderung lemas, muntah-muntah, dehidrasi, tidak mau makan, dan sangat rewel. Orangtua sebaiknya lebih waspada lagi jika anak mengalami gejala-gejala tertentu yang mencurigakan dan mengeluhkan sakit pada bagian tertentu tubuhnya.

"Misalnya anak mengeluh sakit di bagian perut, telinga, sakit saat buang air kecil, atau gejala lain seperti sesak nafas, ada bintik merah di permukaan kulit, dan sebagainya. Jika gejala ini muncul, anak harus dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tapi pada 24 jam pertama, gejala ini biasanya belum kelihatan."

Selain dilihat dari gejala lain yang menyertai demam, kapan tepatnya membawa si kecil ke dokter juga dilihat dari umurnya. Bayi di bawah 6 bulan, menurut Dewi, sebaiknya langsung dibawa ke dokter jika mengalami demam. Di usia ini, bayi biasanya masih memiliki daya tahan tubuh yang tinggi. "Biasanya, anak di bawah 6 bulan, lebih serius penyakitnya," ungkap Dewi. Jadi, jika di usia ini anak demam, maka kemungkinan ada penyakit yang lebih serius.

Kejang Demam

Yang kerap terjadi mengiringi demam adalah kejang. Kejang akibat demam, pada tiap anak berbeda. Ada yang ambang batas panasnya tinggi baru bisa terjadi kejang, ada juga yang rendah. Selain itu, kejang demam lebih sering terjadi pada usia antara 6 bulan - 4 tahun.

Riwayat keluarga, bisa juga menjadi patokan. "Misalnya ada yang panasnya 38 derajat Celcius sudah kejang, ada yang sampai 40-41 derajat Celcius enggak kejang juga. Harus dilihat juga apakah dalam keluarga ada riwayat kejang demam. Jika ada, kemungkinan untuk mengalami kejang demam lebih besar," terang Dewi.

Jika kejang demam terjadi, orang tua bisa sebaiknya memberikan pertolongan pertama dengan memberikan obat Diazepam Rektal, yang dimasukkan melalui dubur. Setelah itu, anak bisa dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. "Makanya penting bagi orangtua untuk mengetahui apakah anaknya memiliki riwayat kejang atau tidak, agar selalu menyiapkan obatnya di rumah."

Walau sudah terbebas dari kejang demam, suhu tubuh anak harus tetap diturunkan. Caranya, dengan memberikan pakaian yang longgar dan nyaman, obat penurun panas yang mengandung parasetamol atau ibuprofen, dan kompres air hangat.

Anak sangat rentan dengan suhu lingkungan. Saat demam, jangan membungkus anak dengan jaket dan selimut yang tebal, karena panas tubuh malah tidak akan keluar. Jika memungkinkan, sebaiknya anak yang demam berada dalam suhu ruangan yang sejuk. "Kecuali jika anak menggigil, bisa kita kasih selimut, tapi jangan terlalu tebal. Jika suhunya sudah stabil, buka lagi selimutnya."

Kompres sebaiknya dilakukan dengan air hangat, karena berhubungan dengan penguapan. Dulu orang tua sering melakukan kompres dengan air dingin, bahkan alkohol. Panas memang turun dengan cepat. Namun input baliknya, otak akan menganggap suhu di luar tubuh dingin, sehingga kemudian malah memerintahkan tubuh memproduksi panas lebih banyak. Sebaliknya, kompres air hangat membantu penguapan dan keluarnya panas dari dalam tubuh.

Beberapa penyakit berbahaya, bahkan mematikan, memiliki gejala demam, beserta gejala lain. Diantaranya demam berdarah, penyakit kawasaki, flu burung, dan lain-lain. "Penyakit-penyakit berbahaya itu pada awalnya juga tidak akan kelihatan gejalanya, terutama pada hari pertama demam. Setelah 24 jam, jika memang muncul gejala yang mencurigakan, seperti muntah-muntah, sesak napas, bintik merah, dan lain-lain, segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut," saran Dewi.

BEBERAPA PENYAKIT BERBAHAYA

Berikut ini beberapa penyakit berbahaya yang semuanya ditandai dengan naiknya suhu tubuh di atas normal.

- Demam Berdarah (DB)

Bintik merah merupakan gejala yang khas pada DB. "Namanya saja sudah DB, gejalanya pasti demam dengan manifestasi perdarahan. Bentuknya bisa berupa mimisan atau bintik-bintik perdarahan pada permukaan kulit. Untuk membedakannya dengan bekas gigitan nyamuk, bintik tersebut jika ditekan tidak akan hilang," ujar Dewi.

DB bisa segera disembuhkan jika tidak terlambat ditangani dokter. Sama seperti influenza, virus dengue (penyebab DB) sebenarnya akan mati dengan sendirinya setelah melampaui siklus hidup 7 hari. Namun jika terlambat ditangani, bisa berakibat shock dan menyebabkan kematian. Oleh sebab itu pasien sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit agar dapat dipantau dan dirawat dengan baik.

- Penyakit Kawasaki (PK)

PK merupakan penyakit yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kelainan pada jantung. Penyebabnya sendiri hingga sekarang belum diketahui. Kebanyakan penderita PK adalah balita berusia 1-2 tahun. Gejalanya mirip dengan Campak, sehingga banyak orang tua yang terkelabui.

Munculnya PK ditandai dengan demam tinggi hingga 41 derajat Celcius minimal lima hari, ruam merah berbagai bentuk di seluruh tubuh, lidah dan bibir merah seperti stroberi, bengkak pada tangan dan kaki, mata merah tanpa disertai belek dan pembesaran kelenjar getah bening di salah satu sisi leher.

Bedanya dengan campak, panas pada campak akan hilang setelah ruam muncul, sedangkan pada PK bisa bertahan hingga 1-4 minggu. Perbedaan lain, pada campak mata yang merah disertai belek, dan batuk pileknya lebih parah.

- Flu Burung

Gejalanya seperti flu biasa, yaitu demam tinggi (di atas 38 derajat Celsius) disertai pilek. Seperti pada unggas, pada manusia, virus ini juga akan beredar ke seluruh pembuluh darah. Kalau tidak diantisipasi, misalnya demam tidak diturunkan, akan berakibat fatal dan bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Bisa dibayangkan jika pecahnya pembuluh darah terjadi di otak.

Selain demam dan pilek, flu burung biasanya juga ditandai dengan batuk dan gejala sesak nafas. Nah, jika terkena flu dalam kondisi seperti ini sebaiknya lebih waspada. "Sebaiknya langsung konsultasi ke dokter, apalagi jika demam tidak segera turun," ujar Dewi.

YANG PERLU DIPERHATIKAN

* Alat pengukur panas atau termometer dapat digunakan untuk mengukur suhu tubuh anak dengan lebih akurat. Termometer tradisional yang menggunakan merkuri sebaiknya tidak digunakan lagi, karena merkurinya dapat meracuni jika pecah. Ganti dengan termometer digital.

* Bagian paling akurat untuk dipasangi termometer adalah di dubur. Pengukuran dapat juga dilakukan di ketiak dan mulut. Jika di ketiak, kondisi tangan anak harus benar-benar rapat dan pengukuran dilakukan agak lama, sekitar 5 menit.

* Jika anak masih bisa bermain, biarkan saja. Namun batasi agar tak terlalu letih, sehingga membuat tubuhnya bekerja ekstra keras dalam memerangi penyakit. Yang penting anak tetap merasa nyaman.

* Anak demam biasanya rewel dan emosional. Berikan lebih banyak perhatian. Anak yang mendapat banyak perhatian proses pemulihannya lebih cepat.

* Jangan beri obat penurun panas lebih dari 5 dosis sehari. Baca petunjuk penggunaan obat dengan baik.

" Demam bukan berarti tak boleh mandi. Basuh anak dengan air hangat dan segera keringkan. Penting untuk tetap menjaga kebersihan agar virus dan bakteri lain tidak masuk.

* Selain gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, bawa segera anak ke dokter jika:
- demam di atas 38 derajat Celcius selama lebih dari 3 hari.
- demam datang dan pergi selama beberapa hari.
- mulut kering.
- telinga mengeluarkan cairan
- tidak lapar
- sakit kepala
- muntah-muntah dan diare

Sumber berita : Nova