- Jiraiya Sense, anime Naruto
Kesuksesan merupakan sesuatu yang pastinya diharapkan oleh setiap manusia dan setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam mendefinisikan arti kesuksesan itu. Bagiku arti kesuksesan itu bukanlah ketika aku memiliki harta yang melimpah, mobil mewah, rumah megah tapi kesuksesan itu adalah titik dimana aku bisa merasakan suatu kebahagiaan bersama keluarga kecilku dan ketika aku bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang-orang di sekelilingku. Sederhana memang dan sesederhana itu pula aku menjalani kehidupanku. Apakah aku sudah merasakan sukses saat ini? Belum, rasanya aku masih belum berada dititik itu tapi aku merasa berada dijalur yang tepat untuk mencapainya. Berbicara masalah kesuksesan yang hendak aku raih tak lepas dari perang orang-orang penting yang namanya tergores dalam kisah hidupku. Orang-orang yang setiap kata-katanya maupun tindakannya selalu menjadi tauladan bagiku. Mereka adalah guruku, inspirasi kehidupanku.
Ibu Mardiati, kami biasa memanggilnya ibu mar, Guru SD yang
ramah dan santun. Ibu Mar yang selalu sabar dalam menghadapi kenakalan
mudrid-muridnya dan bahkan tidak pernah aku melihat dia marah. Tidak banyak
yang bisa aku ceritakan dari sosok ibu mar, tapi dia adalah seorang guru yang
bisa menjadi inspirasiku, mengajariku bagaimana seharusnya menjadi seorang guru
dan sekaligus menjadi orang tua bagi murid-muridnya.
Ibu Siti Zahro, Guru matematika di SMP adalah seorang guru
yang dikenal galak atau biasa disebut sebagai guru killer. Rasa takut untuk
berdiri di depan dengan tangan kanan memegang telinga kiri dan kaki yang
diangkat satu menjadi suatu hal yang selalu menghantui setiap siswa yang
ada di kelas saat pelajaran matematika. Bukan tanpa alasan tapi karena memang
matematika itu merupakan salah satu pelajaran yang bagi kami termasuk dalam
kategori sulit untuk dipahami. Itulah cara bu zahro mengajar kami, tapi dibalik
itu sebenarnya dia adalah guru yang penyanyang. Aku tidak pernah sekalipun
menerima hukuman dari Bu Zahro, bukan karena aku pandai matematika tapi karena
beliau benar-benar memahami keadaanku. Setiap pulang sekolah, dikala teman-temanku
bermain aku harus bekerja keras menjual Koran untuk membiayai sekolahku, dan
dia satu-satunya guru yang tahu itu, karena dia adalah salah satu pelangganku. Dia
belangganan majalah BOBO untuk anak-anaknya. Sampai sekarang aku sendiri tidak
tahu kenapa dia berlangganan majalah itu untuk anak-anaknya. Apakah karena
memang anak-anaknya suka dengan majalah itu atau hanya karena kasihan padaku? Yang
jelas bu zahro telah menggoreskan namanya sebagai salah satu inspirasi dalam
kehidupanku.
Bapak Ahmad Sukari, biasa kami memanggilnya Pak Kari, seorang
guru Pendidikan Agama Islam di SMA ku yang sepertinya stok kesabaran tidak
pernah habis dari dirinya. Seorang guru yang humoris dan murah senyum. Dengan gaya
mengajarnya yang tidak pernah membosankan dia selalu menyisipkan motivasi hidup
yang berharga pada materi-materi pelajaran yang beliau ajarkan. Yah, wajar saja
kalau kehadirannya selalu dirindukan oleh semua miurid-muridnya.
Setelah lulus SMA aku tidak melanjutkan kuliah, apalagi kalau
bukan masalah ekonomi. Yah, karena masalah perekoniam keluargaku hingga
akhirnya aku harus menghentikan pendidikanku dan mengubur cita-citaku untuk
menjadi seorang dokter. Tapi, kegagalanku untuk melanjutkan kuliah justru
memberikan suatu pengalaman yang berharga, bagaimana aku belajar langsung
menghadapi kerasnya hidup di jalanan ibu kota, hanya untuk bisa sekedar hidup dan mencari makan. Pengalaman
itu lah yang membuat aku menjadi sosok yang tangguh dalam menghadapai setiap
cobaan-cobaan hidup sampai saat ini. Setelah lulus SMA aku belajar di kampus
terbuka yang memang benar-benar terbuka. Menjadi seorang kuli bangunan adalah
suatu hal yang tidak pernah aku banyangkan sebelumnya.
Ada sosok yang bernama Pak Maksum. Pak Maksum bukanlah siapa-siapa,
dia hanyalah orang tua yang hanya lulus SD, tapi dialah orang yang mengajariku
untuk bisa tetap kuat dan bertahan dalam menjalani kehidupan yang keras. Dia hanya
seorang tukang bangunan yang mungkin bagi orang lain dia bukanlah siapa-siapa
tapi bagiku dia adalah guru dan sahabatku. Seorang guru yang memberiku
palajaran yang tidak pernah aku dapatkan dari guru manapun.
Alhamdulillah, setelah 2 tahun bekerja dan menyisihkan sedikit
demi sedikit penghasilanku, akhirnya aku bisa juga kuliah di salah satu kampus
kecil di kota Yogyakarta. Walaupun tidak di tempat yang bagus tapi aku tetap
bersyukur. Di Jogja aku tinggal di sebuah masjid di daerah Jageran,
Yogayakarta. Menjadi seorang Marbot juga memberiku pengalaman dan pembelajaran
yang sangat berharga.
Triyanto, aku biasa memanggilnya mas tri. Dia anak seorang
tukang becak yang tinggal di dekat masjidku. Seorang anak muda yang begitu
tangguh, tidak pernah minder dengan kondisi keluarganya, berjuang untuk
keluarganya bekerja keras merawat ibunya yang sakit hingga akhirnya ibunya
meninggal karena penyakit yang dideritanya itu. Mas Tri adalah salah satu
inspirasiku, kakakku, guruku. Sejak lulus SMA, dia tekun bekerja menjadi pesuruh
di salah satu perkebunan di daerah Bantul, Yogayakarta. Dialah yang
membimbingku dan mengajariku arti sebuah ketekunan dan kesabaran. Ketekunan dan
kesabarannya pun akhirnya membuahkan hasil dan dia diangkat menjadi PNS di
Dinas Perkebunan dan peternakan di Yogyakarta pada Tahun 2009, bersamaan dengan
itu juga aku lulus Tes CPNS di Kabupaten Kebumen.
Rasanya berapapun banyaknya tinta dan kertas yang ada
tidaklah cukup untuk menuliskan tentang jasa guru-guruku, inspirasiku dan
motivasi dalam kehidupanku. Itulah beberapa orang yang namanya akan selalu
kuingat, jasanya akan selalu ku kenang sebagai salah satu pahlawan dalam
kehidupanku. Sebenarnya masih banyak lagi jasa-jasa guru-guruku yang lain yang
tidak cukup ruang ini untuk aku menyampaikan semuanya. Terima kasih guruku,
sahabatku, inspirasiku, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian dengan
pahala dan rizki yang melimpah.
Andi irwanto, S.Kom, guru SMP Negeri 1 Ayah yang ingin selalu berbagi di www.pak-guru-alfatih.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar